Raja Ampat menjadi salah satu kepulauan paling eksotis di dunia. Selain eksotis, Raja Ampat memiliki Sejarah-sejarah yang unik yang dapat anda simak dibawah ini.
Raja Ampat menurut Mitos
Asal mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Telur-telur tersebut disimpan dalam noken (kantong) dan dibawa pulang, sesampainya di rumah telur-telur tersebut disimpan di dalam kamar. Ketika malam hari wanita itu mendengar suara bisik-bisik, betapa kagetnya dia ketika melihat di dalam kamarnya ternyata ke-lima butir telur tersebut telah menetas berwujud empat anak laki-laki dan satu anak perempuan, semuanya berpakaian halus yang menunjukkan bahwa mereka adalah keturunan raja.
Hingga saat ini belum jelas siapa yang memberikan nama kepada anak-anak tersebut namun kemudian diketahui bahwa masing-masing anak bernama :
1. War menjadi Raja di Waigeo.
2. Betani menjadi Raja di Salawati.
3. Dohar menjadi Raja di Lilinta (Misool)
4. Mohamad menjadi Raja di Waigama (Batanta)
Sedangkan anak perempuan (bernama Pintolee), pada suatu ketika dia diketahui sedang hamil dan oleh kakak-kakaknya Pintolee diletakkan kedalam kulit bia (kerang) yang besar kemudian dihanyutkan hingga terdampar di Pulau Numfor. Satu telur lagi tidak menetas dan menjadi batu yang diberi nama Kapatnai dan diperlakukan sebagai raja bahkan di beri ruangan tempat bersemayam lengkap dengan dua batu yang berfungsi sebagai pengawal di kanan-kiri pintu masuk bahkan setiap tahunnya dimandikan dan air mandinya disiramkan kepada masyarakat sebagai baptisan untuk Suku Kawe. Tidak setiap saat batu tersebut bisa dilihat kecuali satu tahun sekali yaitu saat dimandikan.
Raja Ampat ditinjau dari sisi Sejarah
Dalam perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat bangsawan dan menerapkan sistem adat Maluku. Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh seorang Raja. Semenjak berdirinya lima Kesultanan muslim di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari kesultanan tidore Kesultanan Tidore ini menunjuk 4 orang Raja lokal untuk berkuasa di pulau Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool yang merupakan 4 pulau terbesar dalam jajaran kepulauan Raja Ampat sampai sekarang ini. Istilah 4 orang Raja dalam yang memerintah di gugusan kepulauan itulah yang menjadi awal dari nama Raja Ampat.
Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia Belanda.